Coba kitaa renungkan,proses apakah dalam kehidupan kita yang memakan waktu 9 bulan?ya,keberadaan kita dalam di dalam kandungan ibu kita.
Apa yang paling dinanti oleh seorang wanita yang baru saja menikah?tentu saja jawabanya adalalah:kehamilan.
Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh ,seberat apa pun langkah yang yang diayun,seberapa lama pun waktu yang kan di jalani,tak kenal meyerara demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan:p-o-s-i-t-i-f.
Meski berat ,tak ada yang membuatya mampu bertahan hidup kecuali denih dalam kandunganya.
Menagis ,tertawa ,sedih dan bahagia tak berbeda bagiya ,karena ia lebih mementingkan apa yang yang dirasa si kecil di perutya.
Sering kali ia bertaya:menagiskah ia?tertawakah ia?sedih atau bahagiakah ia di dalam sana?
Bahkan ketika waktuya tiba ,tak ada yang mampu menandigi cinta yang pernah diberikanya,ketiaka itu mati pun akan dipertarukanya asalkan generasi penerusya itu lahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna ,ketika mendegar tangisan petama si buah hati ,tak perduli darah dan keringat yang terus bercucuran.
Detik itu ,sebuah episode cinta baru saja berputar.
Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangka selain anak.
Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusika bersama rekan sekerja ,tema sejawat ,kerabat maupun keluarga ,kecuali anak.
Si kecil baru saja berucap’’Ma?’’segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon.
Saat baru pertama berdiri ,ia pun berteriaka histeris ,antara haru,bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka .
Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali mataya menyaksikan langkah awal kesuksesanya,meskipun disaat yang sama ,pikiranya terawang dan bibirya tak lepas berdoa ,berharap sang suami tak terhenti rizekiya.agar langkah kaki sikecil itu pun tak terhenti di tenga jalan.
“Demi anak”,”untuk anak”,menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil ,saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue.
Ia selalu mengigat anakya dalam setiap suapan nasiya ,dalam setiap gigitan kueya ,atau setiap kali ia hendak berbelanja untuk diriya sendiri dan berganti mngambil bsju untuk anak.padahal ,baru kemarin sore ia membeli baju si kecil.meskipun ,terkadang ia harus berhutang .lagi-lagi atas satu alasan ,demi anak.
Di saat pusing pikiranya mengatur keuangan yang serba terbatas ,diperiksalah catatanya.
Di dalam kertas kecil itu tertukis:
1. Beli susu anak
2. Uang sekolah anak.
Nomor berikutya baru kebutuhan lainya ,tapi yang di situ ,kebutuhan anak senatiasa yang menjadi perioritasnya.bahkan,tak ada beras dirumah pun tak mengapa,asalkan susu si kecil tetap terbeli .takka dibiarka si kecil menagis,apa pun alasanya akan dilakukan agar senyum dan tawa riangya tetap terdegar.
Ia menjadi guru yang tak perna digaji,menjadi pembantu yang tak pernah dibayar,menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai ,dan menjadi Bebby sistter yang paling setia.Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang beryanyi yang sangat merdu menunggu suntingan sang pangeran .Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik ,berlaliri mengejar dan menghalau musuh agar tak menggangu.Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarya dari kisah –kisah yang tak pernah absen didongengkanya.kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan ,walau harus menyamarkan suara menguapya dengan augan harimau.atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekedar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik.Namun ,si kecil belum juga terpejam dan memintaya menceritakan dongeng ke sekian .dalam kantukya ,ia pun terus mendongeng .
Tak ada yang dilakukan di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat kekampus.
Tak satu pun yang paling ditunggu kepulanganya selain suami dan anak –anak tercinta.serta merta kalimat ,”sudah makan belum?”tak lupa terlontar saat baru saja memasuki rumah .tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapanya itu,sekarang suda menjadi orang dewasa yang bisa saja membeli makan siangya di kampus.
Hari ketika si anak yang tertawa dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupya ,untuk menentukan jalan hidup bersama pasanganya,siapa yang paling menagis?Siapa yang lebih dulumenitihkan air mata?Lihatlah sudut mataya,telah menjadi samudera air mata dalam sekejap.langkah beratya ikhlas mengantar sang buah hatiya ke kursi pelaminan.ia menagis melihat anakya tersenyum bahagia di balut gaun pengantin.Disaat itu,ia pu sadar ,buah hati yang yang bertaun- tahun menjadi kubangan curahan cintaya itu tak lagi hanya milikya .Ada satu lagi yang tertambat ,yang dalam harapya ia berliri”Masihkah kau anakku?”
Saat senjah tiba.ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usiaya.ia pun sadar,bahwa sebentar lagi Masaya akan berakhir.hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirya,”Bila ibu nanti meninggal,ibu ingin anak-anak ibu yang memandiakan .ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian”.tak hanya itu,imam sholat jenazah pun ia memintah dari salah satu anakya,Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehat sejak kecil,”ujarya
Duh ibu,semoga kami bisa menjawab pintamu itu kelak,Bagaimana mungkin kami tak ingin memenuhi pintamu itu?sejak kami kecil ibu telah mengajarkan arti cinta yang sebenarya.ibulah madrasah cinta kami ,sekolah yang hanya punya satu guru yaitu “pecinta”.sekolah yang semua murid-muridya diberi satu nama :”anakku tercinta”.
Itulah sosok seorang ibu kita,ibu kita .sudah sewajarya apabilah pada’idul fitri ini kita bersimpuh ke pangkuanya untuk memohon ridho dan doaya .
Dan bisa jadi pula sosok tersebut adalah isteri kita yang menjadi ibu dari anak-anak kita.sudah semestiya apabilah setiap suami menghargai jasa-jasa isteriya.
Selasa, 30 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komenya yaaaa